Perkembangan Sejarah dan Akuntansi Internasional
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi
bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran
konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada
dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus
berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan
bagi para pemakainya. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari,
sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik
warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang
da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan
dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan
kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi
telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi
tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang
lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga
ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik
akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya
hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan
bertahan hingga sekarang.
Perkembangan akuntansi
sangat erat kaitannya dengan perkembangan dunia usaha. Akuntansi dimulai sejak
manusia mengenal hitungan uang dan melakukan pencatatan hitungan itu. Hal ini
bisa dilihat pada pertengahan abad ke-14, dimana pedagang-pedagang di Genoa
sering membuat catatan harta yang dibawa sewaktu berangkat berlayar dan catatan
harta yang ada pada waktu akhir pelayarannya. Kemudian membandingkan hasilnya untuk menghitung laba
atau rugi dari kegiatan perdagangannya. Seperti yang kita ketahui akuntansi ini
mulai dikenal sebagai suatu ilmu baru pada saat Lucas Paciolo mengarang buku
yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita,
dimana dalam buku itu ada beberapa bagian yang membahas tentang perhitungan
keuagan bagi para pengusaha. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai Bapak
Akuntansi. Maka dari itu, kita harusnya bersyukur, karena berkat pengetahuan
dan ilmu beliau, sekarang kita bisa belajar ilmu akuntansi.
Di akhir abad ke-15 peran
Romawi sebagai pusat perdagangan mulai berkurang dan berpindah ke negara-negara
jalur perdagangan baru seperti Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris.
Selanjutnya pada abad ke-19 berkembang revolusi industri di daratan Eropa.
Perubahan teknologi industri ini berdampak pula pada perkembangan ilmu
akuntansi dan muncul konsep penyusutan/depresiasi. Kemudian seiring adanya
penemuan benua Amerika, maka para pengusaha Eropa berpindah ke Amerika. Dan
pada akhir abad ke-19 berkembang perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Untuk lebih jelasnya, saya mengelompokkan
perkembangan-perkembangan akuntansi sesuai dengan zamannya, yaitu :
1.
Pra Industrisasi Sebelum Masehi
Hasil penelitian sejarah
menemukan catatan tertua yang diketahui adalah lembaran dari tanah liat yang
memuat catatan – catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun
sebelum masehi. Selain itu terdapat bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan
catatan dan sitem-sistem control akuntansi yang dijumpai di kerajaan mesir kuno
dan Negara-kota Yunani.
Peran perang salib yang terjadi pada abad ke
11 hingga abad ke 13 memberikan perkembangan di kota-kota Italia yang
selanjutnya membuka hubungan baru ke arah timur (asia). Dengan begitu, maka
pusat-pusat perdagangan di kota-kota Italia bertumbuh dan muncullah agen-agen
dan partnership. Perkembangan akuntansi pada abad pertengan dikenal dengan ilmu
berhitung dan di pergunakannya mata uang secara luas sebagai alat pertukaran.
Namun semenjak dikenalnya angka arab yang lebih sederhana, maka dominasi
angka-angka romawi yang digunakan selama berabad-abad menjadi tenggelam dan
banyak di tinggalkan. Sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat
karenanya.
Pada abad ke 17 hingga 18
buku-buku teks mulai mempersonifikasikan semua rekening dan transaksi , sebagai
usaha dari penulis untuk merasionalisasikan kaidah pendebetan dan pengkreditan
rekaning atau perkiraan. Perkembangan lainnya adalah dibuatnya perhitungan rugi
laba pada setiap akhir tahun , dan tidak lagi dibuat pada setiap akhir ventura
sebagaimana sebelumnya.
2. Zaman
industrisasi abad ke 18 s/d 20
Di zaman ini di awali
dengan perkembangan akuntansi modern yaitu terjadinya revolusi industri di
eropa barat pada abad ke 18. Dari sinilah timbul bentuk badan hukum yang
memungkinkan suatu organisai usaha memperoleh sejumlah besar modal dari
masyarakat melalui penjualan saham. Adanya perbedaan kepentingan diantara kedua
kelompok yaitu pemegang saham dan manajemen perusahaan, menjadikan laporan
keuangan yang dihasilkan disusun dengan dasar penilaian dan kepentingan yang
berbeda, sehingga laporan keuangan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai
pertanggungjawaban. Maka muncullah suatu kebutuhan baru dari kalangan
masyarakat yang berkepentingan terhadap perusahaan yaitu pemeriksaan akuntansi
independen untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disahkan oleh
manajemen perusahaan dapat di percaya. Desakan kebutuhan-kebutuhan jasa
akuntansi yang professional, mengakibatkan nya di buka sebuah lembaga yang
memberikan lisensi akuntan public terdaftar (CPAs) diseluh Negara Amerika
Serikat. Pada tahun 1887, para akuntan public yang terdaftar tersebut
mendirikan asosiasi akuntan yang pertama di Amerika Serikat bernama American
Association of Accountants. Dan tahun 1917 nama itu diubah menjadi American
Insitute of Acountants, dan saat ini dikenal dengan AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants).
Pada
tahun 1972 &1973 terdapat suatu kemajuan bagi organisasi profesi akuntan di
Amerika Serikat terjadi yaitu saat didirikan dan di organisasikannya Financial
Accounting Standards Board ( FASB) dan Financial Accounting Foundation (FAF)
yang kian memperkuat kedudukan profesi akuntansi di negara tersebut. Melalui
keluaran-keluarannya yang lebih berarti, tepat
guna, cepat dan responsive, FASB menggalang kredibilitas dan sekaligus meraih
dukungan publik akuntansi serta kalangan yang terkait keberadaanya seperti SEC.
3. Zaman Perang Dunia Ke-2
Awal
sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan
akuntansi di negara Belanda pada abad pertengahan. Dalam buku Encyclopaedie van
Nederlandsch Indie, D, G, Stible dan St. J. Stroomberg tercatat bahwa akuntansi
di Indonesia paling tidak sudah dikenal pada tahun 1642. Hal ini dibuktikan
adanya sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur Jendral mengenai
pengurusan pembukuan penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta uang yang
perlukan untuk eksploitasi garnisun-garnisun galangan kapal yang ada di Batavia
dan Surabaya. Bukti lain yang diketahui adalah catatan pemukuan dari Amphioen
Societeit (didirikan di Batavia pada tahun 1747) yang dengan jelas
menggambarkan pengaruh dari metode-metode Italia. Tanggal 8 Desember 1941
jepang mencetuskan perang melawan sekutu, dengan cepat bergerak. Pada tanggal 9
Maret 1942 memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah tanpa syarat di
Kalijati (Indonesia). Sejak tanggal tersebut, maka jepang menggantikan
kedudukan Belanda sebagai penjajah di Indonesia.mengakibatkan Pendidikan yang
semakin terbengkalai , dan keadaan rakyat makin menderita dan sengsara.
Akhir
perang dunia ke-dua pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi ketika,jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Australia,
Selandia Baru, dan Belanda). Pada kenyataannya ternyata keberadaan jepang tidak
membawa pengaruh yang berarti terhadap metode pembukuan yang ada pada saat itu.
Praktek-praktek akuntansi jepang terbatas hanya untuk mencatat
kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf
kanji.
4. Zaman Multinasional
Pada masa pemerintahan orde baru ditandai oleh
keberhasilan pemerintah orde baru di tahun 1969 membuat perekonomian Indonesia
normal kembali, disamping mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap mata uang
rupiah, serta pemerintah mulai melancarkan rencana pembangunan lima tahun
(REPELITA 1). Untuk melakukan REPELITA 1 tersebut membutuhkan modal yang sangat
besar. Karenanya pemerintah menggalang modal baik dari dalam negeri (seperti
melalui deposito, tabanas, taska, penjualan sertifikat Indonesia, dan
sertifikat dana reksa, serta pasar modal) maupun dari luar negeri (seperti
melalui pemberian izin PMA, serta mengusahakan perolehan dana dari lembaga keuangan
internasional dan IGGI). Kehadiran berbagai perusahaan PMA di Indonesia membawa
praktik-praktik akuntansi dari negara-negara tersebut. Adanya perusahaan
amerika membuka celah bagi masuknya kantor-kantor akuntan asing ke Indonesia
guna mengatasi kelangkaan tenaga kerja akuntan serta pesatnya perkembangan
praktik akuntansi.
Sumber :
http://www.rutgers.edu/Accounting/raw/fasb/public/index.html,
September1999
Nama : Disty Median Vanida
Kelas : 4EB10
NPM : 22210099
Dosen : Liana Zahra
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
0 komentar:
Posting Komentar