7
Inefisiensi Pada Proses Bisnis
Apa pengertian dari kata “Inefisiensi” sendiri ? jika
merujuk pada pengertian secara ekonomi, kata itu ya merupakan kebalikan dari
efisiensi. Secara garis besar, efisiensi itu sendiri bisa diartikan
pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang
dan jasa. Jadi, tidak efisien atau inefisiensi dapat diartikan aktifitas yang
terjadi justru hal-hal yang berkonotasi pemborosan dan tidak tepat sasaran.
Ada
tujuh jenis pemborosan atau inefisiensi yang berusaha dibidik. Setiap jenis
pemborosan ini sangat sering ditemukan pada proses bisnis setiap organisasi.
Berikut ini merupakan ketujuh jenis pemborosan tersebut:
1.Over-Produksi
Over-Produksi dapat diartikan menghasilkan sesuatu
secara berlebihan atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya.
Contoh bentuk inefisiensi ini antara lain pembuatan kemasan yang lebih cepat
dari isinya sehingga kemasan menumpuk di gudang (manufaktur), mencetak
laporan-laporan yang terlalu banyak yang sebenarnya “tidak” dibutuhkan
(perkantoran), dan penambahan fitur ekstra yang kurang berguna bagi user (software
development).
2.Pergerakan
Pergerakan
yang dimaksud di sini adalah pergerakan atau perpindahan karyawan di tempat
kerja yang terlalu sering dan cenderung berlebihan. Contohnya adalah
perpindahan karyawan untuk menata barang di gudang (manufaktur), berjalan
ke/dari mesin fotokopi (perkantoran), dan perpindahan karyawan untuk mencari
informasi (software development).
3.Menunggu
Yang
dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu dengan
diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. Menunggu merupakan salah satu
bentuk pemborosan yang sangat kentara dan banyak terjadi di organisasi apapun.
Contoh pemborosan jenis ini antara lain produksi berhenti karena mesin rusak
(manufaktur), proses berhenti karena menunggu persetujuan dari atasan
(perkantoran), dan pembangunan software belum bisa dimulai karena masih
menunggu customer menyusun kebutuhan software-nya (software
requirement) terlebih dahulu (software development).
4.Transportasi
Transportasi
yang dimaksud adalah setiap perpindahan pekerjaan atau kertas form dari
satu step ke step berikutnya pada suatu proses. Contohnya adalah pemindahan
material ke atau keluar gudang (manufaktur), perpindahan dokumen dari satu
tempat ke tempat lain, atau dari satu kantor ke kantor lain (perkantoran),
serta serah terima dan instalasi hasil pengerjaan (software development).
5.Proses Ekstra
Proses
ekstra maksudnya adalah melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak perlu
dilakukan lagi. Contoh pemborosan jenis ini antara lain proses produksi yang
tidak efisien karena alat yang sudah tidak memadai (manufaktur), entry data
yang sebenarnya telah tersedia sebelumnya atau tersedia di divisi lain
(perkantoran), kode program selalu dibuat dari awal untuk setiap project
karena tidak memiliki source code library ataupun framework
(software development).
6.Inventaris (Inventory)
Pemborosan
pada inventaris adalah dikarenakan persediaan yang terlalu berlebihan, yang
sering tejadi karena produksi yang tidak sesuai dengan permintaan dari customer. Contohnya dapat
berupa menumpuknya bahan baku di gudang (manufaktur), persediaan peralatan
kantor yang terlalu banyak (perkantoran), dan banyaknya dokumen requirement dalam bentuk kertas
(software development).
7.Rusak atau Cacat
Rusak
atau cacat yang dimaksud disini adalah segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat dari
pekerjaan atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya. Rusak
atau cacat merupakan bentuk inefisiensi yang paling banyak ditemukan di semua
organisasi. Bentuk-bentuk dari pemborosan ini antara lain barang hasil produksi
yang cacat (manufaktur), input data yang salah ataupun adanya kesalahan
pencetakan dokumen (perkantoran), dan bug
yang tidak ditemukan ketika fase testing (software
development).
Jeffery
Liker, seorang profesor dari Universitas Michigan menambahkan satu lagi
pemborosan yang sering terjadi di suatu organisasi, yaitu tidak dimanfaatkannya
potensi dan kemampuan karyawan. Sering kali kreativitas, ide, maupun skill karyawan tidak dapat
sepenuhnya dikeluarkan untuk kepentingan organisasi. Hal ini dapat disebabkan
kesalahan penempatan posisi karyawan atau karena tanggung jawab dan kewenangan
yang terlalu dibatasi dalam organisasi tersebut.
Setiap
waktu organisasi selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana meningkatkan
pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang terjadi
pada proses bisnis sehari-hari di organisasinya tentunya sangatlah kontra-produktif
dengan semangat tersebut. Karena itu setiap organisasi yang ingin maju haruslah
mampu mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat dalam
dirinya, untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengeliminasinya. Selain
dapat meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain jika
pemborosan-pemborosan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan antara lain
mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi
tingkat frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Terdapat
beberapa macam bentuk pemborosan atau inefisiensi pada proses bisnis yang lazim
terjadi dalam suatu organisasi. Pemborosan atau inefisiensi ini adalah segala
hal yang tidak mendatangkan nilai atau sia-sia belaka. Usaha mengurasi
inefisiensi dalam proses bisnis tersebut merupakan suatu cara yang efektif
untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas biaya-biaya organisasi.
Sumber :
Nama
: Disty Median Vanida
NPM : 22210099
Kelas
: 3EB10