Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEBIJAKAN MOBIL MURAH BISA JADI BUMERANG (BI-01-SS-12)

 

KEBIJAKAN  MOBIL MURAH BISA JADI BUMERANG (BI-01-SS-12)

Jakarta dipenuhi dengan kendaraan, sehingga menyebabkan kemacetan besar dan stres bagi warga kota. Dengan jumlah kendaraan terbesar di Asia Tenggara yang mencapai hampir 51 juta mobil, kemacetan lalu lintas meningkat di Indonesia. Pada tahun 2011, sekitar 880.000 mobil baru meluncur di jalanan. Namun demikian meskipun mereka mengeluh tentang kemacetan, keterlambatan dan polusi, semakin banyak orang kota yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, sehingga menyumbang pada membanjirnya kendaraan. Menurut data dari Asosiasi Industri Otomotif (Gaikindo), negara ini memiliki jumlah terbesar mobil (50,9 juta) di Asia Tenggara. Menyusul di belakangnya Thailand, Vietnam, dan Filipina. Pada tahun 2011 saja, 880.000 mobil baru terjual dan angka itu bisa menjadi 1 juta pada tahun 2014, demikian kata asosiasi itu.Pada masa lalu, mobil dikaitkan dengan kekayaan, tetapi sekarang banyak orang melihatnya sebagai kebutuhan. Profesional muda, khususnya, merasakan sistem transportasi umum mengecewakan dan lebih senang menikmati mobilitas yang tersedia dengan memiliki kendaraan sendiri.
Rencana pemerintah memberikan insentif untuk mobil murah ramah lingkungan (low cost green car) bisa menjadi senjata makan tuan. Menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) kebijakan tersebut tidak tepat sasaran dan malah menimbulkan kemacetan. Ketua KPBB, Ahmad Syarifuddin mengatakan orang yang dengan tingkat ekonomi yang sudah baik, dan sudah memiliki kendaraan yang cukup, karena memiliki uang lebih membeli lagi kendaraan low-cost green car (mobil murah ramah lingkungan) hanya dengan pertimbangan harga yang lebih murah, yang justru hanya menyebabkan Jakarta semakin macet saja. Padahal mobil murah yang diluncurkan pemerintah tersebut, dalam hal ini adalah Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) pada beberapa waktu lalu adalah dikhususkan untuk warga miskin dan untuk angkutan pedesaan, tetapi kita kaget ketika Menteri Perindustrian menggulirkan ini tanpa ada posisi pada angkutan pedesaan yang akhirnya diambil menjadi kendaraan pribadi. Untuk itu, ketika kebijakan mobil murah justru tidak bisa sepenuhnya berhasil dan malah cenderung menjadi bumerang bagi Jakarta, maka Pemerintah bersama industri otomotif disarankan melakukan alternatif lain yakni dengan memberikan rating terhadap mobil yang ramah lingkungan.
Dari kasus seperti itu Pemerintah Indonesia didesak untuk segera melakukan perubahan atas sistem transportasi yang ada sehingga menjadi lebih ramah lingkungan dan tidak semakin membahayakan kualitas udara khususnya di ibukota. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan memberikan rating kepada kendaraan yang diukur dari tingkat emisi yang dikeluarkannya. Dalam konteks ini misalnya, meningkatkan kualitas udara dari sumber bergerak, pemerintah dapat memetakan dari lima aspek yang salah satunya adalah bahan bakar, teknologi kendaraan, manajemen transportasi, emisi standar dan penegakkan hukum.
Selain itu dapat kita simpulkan beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut:
1. Perbaiki, pernyaman dan perbanyak kendaraan umum.
2. Batasi penjualan mobil, dengan resiko yang ada.
3. Perlebar trotoar, kalau perlu trotoarnya pake atep, biar manusia tergerak untuk jalan kaki untuk jarak yang dekat.
4. Kenakan biaya parkir yang tinggi untuk pengendara mobil.
5. Pertegas aturan lalu lintas.
6. Perketat pembuatan SIM, asal jangan tiap orang yang mampu bayar bisa bikin SIM.
7.Agar pengguna mobil efektif maka satu mobil untuk banyak orang bukan satu orang satu mobil.


Nama : Disty Median Vanida
NPM : 22210099
Kelas : 3EB10

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar